This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Minggu, 15 Maret 2015

"Menikmati Sendiri"



Melamun ketika kegelapan menjumpai
Tak sadar ku hampir sendiri
Menikmati betapa sepinya malam ini
Yah mungkin aku masih sendiri

Tak lama terdengar bisikan
Sesempat juga cicak pun menyampaikan
Hei, lebih baik tak ada dari pada kami tak bisa bicara
Owh mengapa aku mendengar perkataannya

Sekarang mulai basah dengan aroma kesunyian
Dengan sensai aroma tak menakutkan
Ku coba diam
Mencoba mensyukuri beberapa sapaan yang lewat begitu saja

Melihat sejenak teman menyampaikan
Pesan yang tak begitu penting artinya
Hanya ingin sekedar mengisi luka
Ketika aku sendiri sejenak tanpa tanda

Sabtu, 14 Maret 2015

"Harus Memilih"



Ketika pilihan datang tak kusangka
Menatap keterpurukan ini dan itu
Dan aku harus bagaimana awalnya
Tak terpikir untuk melawan tatap mataku

Hal suatu tak didengar asing
Seperti pena berdering
Atau luka dengan waktu seiring
Mungkin kejatuhan awan dari atas piring

Setapak dengan dua jalan
Harus tetap dengan satu pilihan
Tetap disini atau mencoba perubahan
Mungkin terdiam hanya untuk menunggu hujan

Awal yang pasti membuat kita terhenti
Dengan suatu tujuan yang tiada pasti
Aku hanya mampu dengan ketertarikan materi
Bukan sekedar gerakan oleh beberapa jemari

Rabu, 11 Maret 2015

" Teringat Hujan Bersamamu "

Tertepis hujan untuk sebuah kenangan
Teringat akan masa sebelumnya
Seperti hujan yanb biasanya
Layaknya air yang mampir dengan sapaan

Teringat denyutan kita bersama
Berdua duduk dengan kata bahagia
Kita belum ada suatu arti apa
Terbelit terpisah karena hal tak sama

Sekarang kau masih bahagia
Dengan pelukan berbeda warna
Senyuman berbeda rupa
Akun pun ikut tertawa duka

Selasa, 10 Maret 2015

" Istirahatlah "



Pagi dengan sapaan hal yang sama
Perasaan lelah akan menatap kedepan
Jabatan tangan pun juga terlihat duka
Mungkin hari ini ku terluka

Lelah hati menunggu kepastian
Yang tak ada ampun keramahan
Senyawa hati penuh godaan
Senyuman yang menyakitkan

Detik pun menertawaiku
Karena keluhan mencampakanku
Salahkanlah dia yang sering memberi hal satu
Senyuman tak laku penuh tajam paku

Ku bosan dengan keadaan tak pasti
Telat akan satu janji
Keadaan yang tak mendukung ini
Ku ingin istirahat yang sekian kali

Minggu, 08 Maret 2015

"Tanpa Sapa"




Lihai gemulai tangan penuh cengkraman
Memainkan irama tak serentak dengan sama
Bulu-bulu berterbangan seakan ingin menghilang
Kucing itu menari

Kaki berpindah tempat lalu terdiam
Menuntun langkah demi tatapan
Mencuri pandangan demi detik
Terpesona akan lekukan pipimu

Kuingin menyapanya, hai
Kuingin menatapnya langsung penuh dengan tanda tanya
Sambil kucuri pandangannya dari lainnya
Lalu ku terdiam malu

Dia mungkin wanita tanpa sapa
..

Sabtu, 07 Maret 2015

"Mungkin Ini Latihan"




Terkisah olahan derita bagiannya
Melingkuk kesana kemari
Jemari patah menangis tergesa-gesa
Hap, hap hari pertama terlewat dengan lompatan

Hujan lewat dengan samar-samar
Terbayang akan hujan tergeser oleh fakta
Syuuurrr,, aku menari diatas hujan
Kami bermain drama ditengah hujan

Senja sudah tak lama menyapa kita
Dengan berbagai gerak-gerik tatapan mata
Tubuh pun juga ikut bergerak
Kata demi kata tak beratur terlintas, syuur hujan turun lagi

Sepintas ide dengan berbagai tulisan
Kita memilih apa yang harus bermakna
Tak lewat pohon nembang bersama kita
Syuuurrr, kita terdiam

Terpaku oleh bayangan suara
Kereta lewat, mobil pun juga
Desas-desus plastik menerka
Syuuurrr, kita bermain drama


Kamis, 05 Maret 2015

"Lamunan Senja Malam"



Tak ada bulan seindah senyumanmu
Terik hangat nya pun tak sehangat tatapanmu
Sinar bintang tak mampu menutup kedipanmu
Kau lamunanku

Terdengar sederat nama dalam daftarku
Tersisik banyak ejaan yang dapat melupakanmu
Bahkan hanya 1 nama didalam daftar hitamku
Kau gelapku

Emas pun lebih murah dari genggaman telapakmu
Sebongkah bacan yang sering diperbincangkan
Lebih rendah dari pada tatapan sinismu
Ku masih melamun

Terkadang setetes air mata bahagia jatuh
Melewati derasnya pelipis lesungmu
Aku lupa, kau tak punya lesung
Kau membengkokan arah senyumanku

Mungkin ukuran bukan hal yang asing bagimu
Jarak jauh masih terlistas dialurku
Terlihat dekat ketika kau menamparku
Ku tersadar dari lamunanku

Senja malu untuk melihat senyumanmu
Tawaku hingga lamunanmu
Kita ada karena malam pun berganti
Terima kasih senja

Selasa, 03 Maret 2015

"Makan Siang"



Hujan berlalu dengan mudah
Mengganti panasnya suasana emosi di siang hari
Pedasnya terik kritikan matahari
Tak mampu menahan godaan es di siang hari

Seperti nasi yang merengek minta dimasak
Tanpa basa basi ia pun terus merengek
Berbaur sambal balado siap sentak
Hush jangan menghayal

Terkadang enak meskipun tak serupa
Segar terasa nikmat godaannya
Nasi yang hangat siap santap
Mungkin sudah matang

Tercampur aroma garam yang mendidih rintih
Meleleh akan suasana panasnya dihujan siang
Dengan campuran beberapa tetes panas minyak
Sudah berwarna kecoklatan

Ternyata biasa saja nikmat rasanya
Sepiring cerita tak kala hujan berhenti
Kudiam kurang isi

"Pagi Biasanya"



Ketika pagi untuk yang sekian beribu kalinya
Kutetap menikmatinya
Dengan secangkir wedangan 
Dan sedikit percikan bubur ayam

Ku selalu termenung akan tak bersyukur
Akan nikmat, bahagia, entah
Kukeluar dari kotak
Kubahagia diluarnya

Daun seakan teriak tak menahan panas matahari
Anak anjing pun juga sibuk mencari jerami
Aku hanya tertawa melihat keduanya
Kuberlanjut untuk keluar

Terpikir menulis akan hal dipagi hari
Tetapi lebih nikmat melihat kejahilan diberanda ini
Ada yang aneh, kadang ada yang tak waras
Mungkin mereka tak sehat seperti biasanya

Seperti pagi biasanya
Kubangun lalu kusapa
Hai, aku mulai bosan

Senin, 02 Maret 2015

"Bosan Di Pagi Hari"



Terkicau burung dipagi hari
Yang setiap hari kudengar
Tak ada variasi lain
Ataupun nada kreasi lain


Lain lain kudengar awan gemuruh datang
Mungkin hujan, atau sedekar mendung
Mungkin pesawat sekedar 
Aku duduk sambil makan bubur ayam

Tak sebercak tinta merah jatuh kelantai
Tetapi hanya sekedar warna kuning yang terlihat
Mungkin bukan yang merah
Tetapi semuanya jatuh menimpa yang kuning

Terasa pagi sepertia biasa bosan
Menunggu lalu diam
Berbicara tak apa yang mendengar
Merasa senyap akan lalu lalang kereta kuda menyamar

Setiap hari begini lalu beginu
Sampai sendi dan gigi pun terasa ngilu
Kata terucap beradu-adu
Terbuka hati berasa malu

Pagi ada siang tak ada
Malam pun pergi dengan sendirinya
Tanpa sapa yang mengesankan
Dia tak sopan,

Akun pun bosan

Minggu, 01 Maret 2015

"Disaat Sendiri"



Saling sapa antar dunia dengan maya
Siapa maya, itu khayalanku saat bermimpi
Saling sapa antara aku dengan tiada
Tiada kehadiranmu disini

Aku berharap bukan apa-apa
Hanya untuk menemani saja
Disaat duka dan luka
Ku terdiam fana

Aku juga ingin disaat sedih ada orang disisiku
Meembasuh air mata disekujur keningku
Mungkin aku berkeringat dingin
Dingin akan kehadiranmu disini

Teman mungkin berarti
Tetapi yang hadir lebih berarti
Ku panggil semua, hanya kekecewaan yang ada
Aku kecewa, mereka entah mengapa

Terima kasih dengan basa-basi mu disini
Aku tak butuh itu