This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Selasa, 24 Februari 2015

" Pesan Bubur Dari Malam Hari"



Tadi malam pesan ku sampaikan
Bawalah mimpi untuk esok hari
Mimpi yang mengenyangkan
Mungkin hiburan

Tadi malam kau berpesan kepadaku
Untuk tetap bermimpi akan cerita kita
Cerita entah ada atau tak ada hikmahnya
Kubangun kuterdiam

Renyahan bubur ada kuterpejam
Kutengok kecap pun juga ada
Kuberpaling sambal juga ada
Mungkin rejekinya

Sambil ku berkata dusta
Ini sedikit kenikmatan
Yang tak nyata adanya
Ku kenyang

Senin, 23 Februari 2015

" Mimpi Semalam "



Dengungan nada-nada air tak disadarkan
Membangunkan 
Menghadirkan
Sebuah kenangan mimpi tak kelar

Berhelai-helai pun jatuh
Pertanda akan hal sesuatu
Yang mungkin ku tak tahu
Itu apa toh ?

Dengan sekejap beberapa menit yang lalu
Kuhadir disampingmu
Yang berharap akan penantianku
Kau lemah

Kusadar kau pun tak ada
Kau masih lemah
Tak sadar 
Berbaring diam




Minggu, 22 Februari 2015

" Masa SMA , Lupa "



Teringat saat kita bersama
Dengan banyak masalah akan duka
Dengan banyak trauma akan kuasa
Aku masih ingat

Perkara hal sepele serasa bertele-tele
Mungkin ini karena keegoisan akan pendapatku
Atau pendapatmu
Mungkin kita semua

Teringat saat kita tertawa
Karena berlomba-lomba menjadi juara
Juara untuk kita semua
Juara dengan rasa tertawa
Ha ha ha

Kuingat saat ku membawa memori akan kebahagiaan
Ku simpan lalu hilang
Serasa seperempat nyama pun hilang
Ku gerah

Mungkin kita banyak yang lupa
Disaat kita masih indahnya memakai seragam
Indahnya ingusan
Betapa indahnya dengan gurauan

Mungkin lupa

Senin, 16 Februari 2015

" Engkau Kicauan "



Kita menganggap itu hanya sekedar gurauan
Ada juga yang sekedar candaan
Aku pun menganggap demikian
Kicauan semata orang yang lalu-lalang

Kita menganggap api itu panas
Memang panas
Itulah sebabnya dinamakan api
Memang itu api

Aku menganggap kicauan burung itu emas
Orang menganggap itu hanya semata-mata burung 
Burung yang berkicau ataupun lainnya
Tapi kau menganggap aku hanya cuma bisa berkicau

Anggapanmu tentang kicauan belum tentu benar
Terkadang sedekar kicauan saja
Terkadang memang itu hanya kicauan
Terkadang-kadang aku hanya diam

Aku menganggapmu bagai kicau yang tiada henti
Dengan beberapa ritme tiada arti
Aku hanya menunggu sampai kau terhenti
Terhenti untuk menganggapku memandangmu.

Jumat, 06 Februari 2015

" Remeh "



Baris baris..
Pekik kami pagi ini,
Bersatu dendang nyanyi pelangi,
Barisan kami tak kenal mati!
Tak tak tak
Kemertak tulang tanda usang,
Benar! Kami dimakan usia,
Terkikis tajamnya masa,
Bekal semangat membara,
Takkan lelah hidupi manusia,
Kami berenang dilumpur,
Kami injak tanah kering
Kami benamkan harapan
Kami penjaga alam
Inilah kumpulan kami,
Paruhbaya hingga renta,
Kami tak muda,
Karna pemuda enggan dengan kami,
Kami sasaran injakan kaki tajam penguasa,
Kaum tertindas tiada daya
Kami tak tentukan harga,
Harapan yg kami pupuk,
Hilang entah kemana,
Cling cling,
Upahpun lenyap sekejap mata,
Kami tetap kuat!
Kami terus semangat,
Meniti upah butir demi butir
Kami tak takut!
Tak ada upah keringat kami pun halal tuk kami santap,
Tapi ingatlah penguasa kami!
Kumpulan ini tak abadi
Kami hidup dan mati
Hancurlah kau tanpa penerus kami,
Tak ubahnya sekeping receh,
Kami terbuang,
Tak berharga,
Meski jasa kami luar biasa,
Ingatlah penguasa kami..!
Tak mungkin kau kerokan pakai soekarno hatta
Kami butuh hidup
Butuh pula penerus,
Namun lahan kami kau habisi,
Hijau berganti asap putih,
Melambung rusak make up tebalmu !
Sadarlah itu!
Kalian butuh kami,
Bukan sebaliknya
Tapi tanpa campur tanganmu,
Tanpa lidah tajam mu,
Kami hanya akan tetap begini,
Penguasa penguasa,
Kami tak takut kau remehkan,
Kami tak perlu bantuanmu,
Persetan dengan semu itu,
Kami tetap bekerja!
Dan kami hanya tetap jadi kaum tertindas lagi

By Luqman Hakim 5 Februari 2015

Kamis, 05 Februari 2015

" Budaya Tua Tak Bermutu "




Mungkin sekarang sudah berbeda
Beda jauh akan hal makna
Makna akan budaya
Yang sekarang lupa

Lari kesana kesini entah apa
Entah mencari apa
Atau dicari apa
Mungkin entah apa yang dicari

Ini itu serba baru
Serba bau
Serba tak bermutu
Aku ragu

Lari kesana kesini
Kedepan kebelakang
Menutup malu
Malu akan bau

Mungkin budaya yang lalu itu lebih bau
Lebih bau dari pada baumu

Jaman sekarang penuh hal debu
Hal tak bermutu
Contohnya lari lari dengan warna debu
Mereka mungkin lupa

Lupa dengan kita yang sudah lalu
Tua tak bermutu

" Sore Tadi "




Aku ingat akan hal tadi
Sesuatu yang terjatuh darimu
Mungkin sebuah kesengajaan
Atau sebuah kebaikan

Jatuh entah sehelai debu
Aku bantu
Aku ingatkan
Yang jatuh itu aku, bukan kamu

Aku ingat akan hal baru
Menatap ala kadarnya senyummu
Atau senyum mereka
Aku ragu

Tadi aku menunggu
Menunggu harapan
Tetapi bukan kamu
Tapi itu

Itu apa ?
Aku tak tahu
Aku hanya menunggu
Ku menulis sambil makan siomay hangat.

" Ngelindur "



Hidup itu hanya sebuah kesatuan
Dalam arti satu persatu ada
Atau satu persatu hilang
Mungkin aku hanya ngelindur

Melihat sesosok materi segar yang mungkin ada
Bisa kumakan 
Atau bisa kupandang
Tapi ku hanya bisa diam

Aku ini kosong
Tapi takut tuk mengisi
Atau takut salah isi
Seperti teka teki

Ada pepatah mengatakan bahwa
Don't judge the book by its cover
Anda tau artinya?
Saya tidak, sama saja

Yang saya tau hanya buku itu pasti ada sampulnya
Tak mengerti isi 
Tak mengerti judul
Yang penting baca, mungkin gila

Tetapi jangan salah kira
Hidup itu ada kala kita menang
Ada kala mereka yang kalah
Itu sama saja

Tetapi ketika kita membaca
Kita tau apa luarnya
Eh, isinya
Mungkin saya ngelindur

"Ini Itu Ada Di Februari"



Empat kali kita lalui masa ini
Disaat aku ingat
Banyak hal yang masih kuingat
Tak sekedar canda ataupun tawa, itu sama saja

Kuingat disaat ku lupa 
Akan pentingnya kedatanganku semata
Untuk menghiburmu di hari bahagia
Bagiku itu duka

Duka yang mungkin tak terlupa

Kata Endonesa "Kami Menolak Lupa"
Tapi bagiku
Aku tak bisa lupa!
Lupa!

Buku yang pertama kali kau beri
Tetang makna album tersendiri
Kau egois 
Egois karena hanya engkau yang membuatnya

Tetapi aku lupa
Lupa akan dengan hal yang kau tulis
Karena itu hanya tulisan sementara
Sementara untuk diingat dan susah untuk dilupa

Tulisan tangan pun masih
Masih hidup tanpa makna
Yang engkau anggap sampah
Dan yang kuanggap berkah

Cinta mengajarkan karena bahagia itu disaat kita senang melihatnya tertawa
Mungkin itu kata-katamu
Dan mungkin itu bukan untukku
Hanya untuk kenangan semata


"Antara KOMA dengan KITA"



Kau mati kan ku akhiri
Kau berdiri ku akan berganti
Ku mati kau pun pergi
Ku kembali entah kemana engkau pergi

Malam berlalu hinggapi pagi
Beranjak pergi dengan kata tapi
Kau mencoba pergi 
Menjauh dari sini

Tangis embun tak saja terlihat
Malam ini penuh durja akan mimpi 
Usai terjang melewatkan yang terjadi
Didalam pagi dini hari dengan keadaan sepi

Kulihat engkau ada dengan sajak bisu
Terdiam, melamun, mungkin tak tahu
Itu koma karena aku tahu
Mungkin ini mimpi yang mudah berlalu

Hai koma, pergilah engkau sejenak
Sampai dia terbangun
Dan ingat akan diri itu
Ini itu tak menentu, tetapi aku

Menunggu dan selalu menunggu....
Kini kau bahagia.